Postingan

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #88 : BOLA API DI PANTAI

  Istri seorang temanlah yang menceritakan ini.    Suatu sore di musim panas saat orang itu masih kecil, ia sedang bermain di tepi laut dekat rumah ketika dirinya secara mendadak melihat sebuah obyek berupa bulatan merah yang melayang di udara di atas permukaan laut.    Awalnya ia mengira itu adalah bendera Jepang yang besar.   Setelah bermain sebentar, ia mendongak dan menatap obyek yang tampak seperti lambang nasional Jepang itu lagi. Matahari jelas sudah terbenam di barat, namun lingkaran merah masih melayang pada tempatnya.   Dirinya kemudian membuat tumpukan pasir dan bermain dengannya. Hari mulai gelap dan sudah waktunya pulang. Dipandanginya obyek bulat merah itu lagi, lingkaran itu mulai berputar.   Tidak jelas apakah obyek tersebut berbentuk bola ataukah lingkaran datar. Lingkaran merah yang kini berada di kegelapan itu bagaikan bola api yang menyala-nyala, bahkan pepohonan di sekitarnya pun turut menyala merah.   Apaan, sih, itu?   Didekatinya bulatan merah, dengan berdiri tu

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #78 : ANAK YANG MENGHAMPIRI DI RUMAH SAKIT

  Seorang kerabat teman baikku dirawat di Rumah Sakit H di Osaka-shi karena meningitis.   Pada tengah malam saat pria ini dirawat, datanglah seorang anak kecil ke bangsal perawatan.   Anak ini adalah gadis cilik yang lucu dengan poni di dahi, mengenakan kimono, dan memegangi sebuah bola di tangannya—tidak, sebenarnya ia tidak melihatnya secara jelas. Ini karena dirinya tak bisa mengangkat kepala sama sekali.   Namun, dikatakan bahwa ia benar-benar melihatnya. Gadis cilik itu berdiri tegak di samping ranjang rumah sakitnya, seraya terus menatapnya.   "Ini sudah larut, pulanglah. Cepat pulang!"   Entah mengapa, usai mengucapkan kalimat itu kepada si gadis cilik, ia segera pindah ke tempat tidur sebelah dan menatap pasien yang terbaring di sana sepanjang malam.   Keesokan paginya, pasien di tempat tidur sebelah meninggal dunia.   Pada malam berikutnya, si gadis cilik muncul lagi.   Kali ini si pria mendengar suara "puuuk puuuk" dari bola yang dipantulkan.   " Ah,

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #82 : MENGHILANGNYA WISKI BERCAMPUR AIR

  Usai menghadiri pemakaman salah seorang teman, lima orang kawan termasuk S-san memutuskan untuk mengadakan pesta minum kecil-kecilan demi mengenang sang mendiang yang memang gemar minum-minum. Mereka memesan enam kursi, satu dimaksudkan untuk mendiang teman mereka itu, kemudian menuangkan segelas wiski bercampur air untuk kursi tersebut.   Suasana masih sangat serius pada awalnya, namun seiring bertambah kuatnya pengaruh alkohol, mereka semua kian bergolak dalam perbincangan. Barulah kemudian mereka sadari bahwa gelas wiski bercampur air di tempat orang yang telah tiada itu telah kosong, menyisakan es batu saja.   "Hoi, siapa yang salah ambil minuman?"   Setelah salah seorang ini bertanya, dituangkannya wiski lagi ke dalam gelas itu.   Semua orang berbincang kembali hingga lupa diri, dan secara sontak menemukan bahwa gelas tadi sudah kosong kembali.   Situasi serupa terjadi dua atau tiga kali berturut-turut, kelompok itu pun mulai merasa ada yang tidak beres.   Penasaran ak

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #84 : MALAM MAHYONG

Gambar
  Editor sebuah majalah menceritakan kepadaku sebuah cerita yang terjadi belum lama ini.   Ada seorang rekan kerja yang terjebak hutang lantaran kegemarannya bermain judi mahyong. (Foto dari IDN Times)   Rekan yang berhutang ini sudah lama tidak menunjukkan wajah, yang membuat semua orang sedikit khawatir. Suatu malam, ketika rekan-rekan lain hendak memulai bermain mahyong, pria tersebut muncul secara tak terduga.   Ia meminta mereka untuk mengizinkannya bergabung, yang mana ditolak pada awalnya.   "Kalau kau kalah, kau tidak bakal membayar, kami tidak mau!"   Namun, si pria bersikeras bahwa ia pasti akan memenangkan uang malam ini. Mendengar ia berkata demikian, mereka semua setuju dengan berat hati untuk membiarkannya ikut serta.   Sesuai dugaan, lagi-lagi ia mengalami kekalahan telak. Namun, selain uang kekalahan yang belum terbayar di malam itu, ia pergi usai melunasi seluruh hutang-hutangnya di masa lalu.   Mereka semua pun berpikiran, "Sungguh, ini ibarat matahari

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #81 : SEPEDA BONCENG

  Seorang wanita selalu melewati sebuah taman besar di kota s etiap hari sepulang kerja.   Suatu malam di musim panas, kondisi taman dipenuhi pasangan yang saling berpelukan dan berbincang dengan ceria. Karena masih lajang, wanita ini berjalan menerobos taman dengan penuh perlawanan. Tiba-tiba datanglah sebuah sepeda bonceng dari arah berlawanan.   Ada sepeda tanpa lampu yang dinyalakan muncul di bawah lampu penerangan taman, awalnya ini memang tak mengherankan. Namun, ketika sepeda tersebut semakin dekat, ia menyadari ada yang tidak beres.   Mengapa dapat diketahui dari kejauhan bahwa itu adalah sepeda bonceng? Karena terdapat dua wajah yang terlihat dari depan. Dengan kata lain, ada wajah lainnya di atas kepala orang yang mengayuh sepeda di hadapan si wanita. Ia yakin bahwa orang yang di belakang duduk di jok bonceng, akan tapi inilah yang tidak beres. Orang yang duduk di jok bonceng meletakkan tangannya di bahu orang yang duduk di jok depan, namun posisi tangan dan wajahnya sungguh

UZUMAKI - CHAPTER 17 : ESCAPE (SPIRAL - BAB 17 : MELARIKAN DIRI) BAGIAN 2

Gambar
<<HALAMAN SEBELUMNYA BERSAMBUNG KE BAB SELANJUTNYA : UZUMAKI - CHAPTER 18 : THE LABYRINTH (SPIRAL - BAB 18 : LABIRIN) Jangan lupa komen dan share :) -DAFTAR MANGA JUNJI ITO LAINNYA KLIK DI SINI- INGIN BERDONASI UNTUK BLOGSPOT KAMI? KLIK LINK  TRAKTEER  BERIKUT ATAU TRANSFER MELALUI APLIKASI DANA :

UZUMAKI - CHAPTER 17 : ESCAPE (SPIRAL - BAB 17 : MELARIKAN DIRI) BAGIAN 1

Gambar
<<BAB SEBELUMNYA JUNJI ITO MANGA INDONESIA BLOGSPOT MANGA UZUMAKI BAHASA INDONESIA CHAPTER 17 : ESCAPE (Dibaca dari kanan ke kiri dan jangan lupa baca dengan santai) -DAFTAR MANGA JUNJI ITO LAINNYA KLIK DI SINI- HALAMAN SELANJUTNYA>>

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #77 : POHON ARA

  Di dekat perlintasan sebidang dekat Stasiun Shojaku di Jalur Kereta Hankyu, ada sebuah pohon ara.   Cabang-cabang pohon ini membentang dari salah satu dari tiga rumah satu lantai yang bersebelahan, menjulur miring menuju perlintasan sebidang. Karena mengganggu lalu lintas kereta, petugas stasiun terpaksa memangkas cabang-cabangnya. Namun tiap kali dipangkas, akan terjadi kecelakaan lalu lintas di sekitar situ. Mobil beradu dengan kereta, sepeda tertabrak kereta hingga mengakibatkan korban luka-luka atau korban jiwa, serta hewan yang tertabrak mobil—insiden sedemikian itu seolah tanpa akhir. Karena kecelakaan pasti terjadi setelah memangkas cabang dan daun, akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan umum untuk meminta seorang biksu mengadakan upacara doa sebelum memangkas cabang dan daun.   Telah lama beredar rumor di masyarakat setempat bahwa rumah satu lantai yang berletak di tengah tiga rumah satu lantai yang bersebelahan itu merupakan rumah terkutuk. Orang-orang yang menghuni rumah i

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #75 PILAR DI TOKONOMA

Gambar
  Kisah ini terjadi di Prefektur Nara.   Ada sebuah keluarga yang baru saja membangun rumah. Namun, setelah rumah baru selesai dibangun, salah satu anggota keluarga sering kali mengalami demam dan sakit tanpa sebab yang jelas. Setelah si pesakit beristirahat sementara hingga akhirnya sembuh, seorang lainnya jatuh sakit. Selain itu, orang yang terbaring sakit di tempat tidur selalu dihantui mimpi buruk sehingga membuat anggota keluarga yang merawatnya sedemikian khawatir. Akan tetapi, ketika si pesakit terbangun dari tidur, ia sama sekali tak dapat mengingat mimpi buruknya.   Semenjak rumah baru dibangun, keluarga ini mengalami situasi demikian secara berkelanjutan.   Beberapa hari lalu, giliran sang kepala keluargalah yang juga jatuh sakit.   Seorang teman laki-laki yang datang menjenguk, menggerutu, "Ini salah posisi!"   Keluarga si pesakit bertanya kepadanya apa dimaksud salah, kemudian didapatinya sang teman dari wilayah selatan itu menatap lurus ke arah sebuah pilar yang

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - BAB 9 : TIGA KISAH TENTANG TUMBUHAN

  Tumbuhan adalah makhluk hidup.   Namun pemahaman dasar ini menjadi semakin lemah akhir-akhir ini.   Permasalahan kerusakan hutan telah menjadi isu lingkungan hidup yang mendapat perhatian global saat ini. Kita bisa dengan entengnya mengatakan : "Banyak tanaman yang sedang mengalami pembantaian". Sejauh mana para pengelola hutan dan konsumen kayu menyadari masalah ini?   Ada satu cerita tentang seorang wanita yang gemar menghias kamarnya dengan bunga kering. Kamarnya dipenuhi bunga-bunga kering di mana-mana. Pemandangan seperti itu memberi kesan aneh kepada pemerhatinya, seakan "bunga kering sebenarnya adalah mumi tanaman". Kendati cerita ini tidak bermaksud menyalahkan si wanita, namun ini patut direnungkan.   Dalam proses mengumpulkan cerita-cerita ini, aku juga teringat sebuah kejadian.   Ini terjadi di saat adik perempuanku menikah.   Aku sedang membantu adikku pindahan. Ada sebuah karangan bunga segar pemberian orang lain, dan adikku tidak tahu mesti diapakan.

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #76 : POHON YANG BERURAI AIR MATA

  Seorang wanita yang pernah bekerja denganku memiliki ketajaman indera yang kuat, terkadang ia mengatakan hal-hal yang sangat mengejutkan.   Dirinya sangat suka bermain pisau ketika masih kecil, sering kali ia memotong ini itu bersama teman-temannya. Namun lambat laun, ia merasakan bahwa benda yang dipotong seperti mengirimkan pesan "hentikan! hentikan ..." padanya.   Terutama saat memotong pohon kecil.   Jika ia memotong dahan dan daun, tidak ada kelainan. Ini karena dahan dan daun ibarat rambut dan kuku manusia, terkadang memang perlu dipangkas.   Namun jika ia memotong batang pohon secara sembarangan, maka akan keluar banyak getah dari luka di batang pohon tersebut, sehingga pohon tersebut nampak seperti sedang menangis. Anehnya, meski anak-anak lain memotong batang pohon secara sembarangan seperti dirinya, fenomena yang sama tidak terjadi.   "Pasti tanaman-tanaman itu juga tahu kalau hanya aku yang bisa merasakan ini, kan?" ucapnya.   Sejak saat itu, ia sering

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - BAB 10 : TIGA BELAS KISAH TENTANG ORANG YANG TELAH TIADA

  Apa yang terjadi setelah seseorang meninggal dunia?   Tentunya, ini merupakan pertanyaan yang tak dapat dijawab.   Namun, kisah-kisah dalam bab berikut akan memberi tahu kita bahwa setelah kematian, kesadaran dapat ditransmisikan dalam beberapa bentuk.   Suatu ketika, aku sedang duduk di kursi penumpang sebuah mobil boks, tiba-tiba saja terdengar suara "gubrak" akibat tabrakan. Sesadarnya kembali, aku mendapati diriku duduk di dalam mobil boks yang penyok, tubuhku berlumuran darah. Di saat itulah aku menyadari sesuatu yang teramat mendalam : "Karena diriku masih hidup, aku mengetahui bahwa diriku telah mengalami kecelakaan mobil. Andai aku mati dalam kondisi ini, mungkin aku takkan mengetahui bahwa diriku telah mengalami kecelakaan mobil, dan takkan mengetahui bahwa diriku telah mati, dengan kesadaran yang masih berada dalam awang-awang kecelakaan mobil dan terombang-ambing di sekitar tempat kejadian".   Pemandangan dalam kematian seperti apa yang disaksikan oleh

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #74 : JALAN BERCABANG

  Di belakang kampung halaman pacarku terdapat sebuah gunung yang ditumbuhi hutan bambu lebat. Terdapat pula sisa-sisa bunker perlindungan serangan udara pada bagian lereng gunungnya.   "Kamu jangan sekali-sekali main ke sana!"   Saat pacarku masih seorang gadis kecil, orangtuanya selalu melarangnya menginjakkan kaki di gunung itu.   Suatu sore, saat sedang bermain di halaman rumahnya, ia tiba-tiba mendengar : "Kemari ... kemari ...."   Suara panggilan seorang wanita yang datang entah dari mana.   "Ada yang memanggil! Aku yang dipanggil, ya?"   Ia berjalan ke arah suara itu, melewati ladang sayur, hingga sampai pada jalan setapak di tengah sawah. Namun, tak sesosok pun yang terlihat.   "Mungkin asal suaranya dari gunung, ya?"   Ia pun melenggang ke hutan bambu dengan santai.   Sebuah gua tampak di depan matanya.   Inilah kali pertama ia menerobos tempat terlarang ini.   "Enggak boleh! Kalau masuk, pasti dimarahi orang dewasa."   Ia leka

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #71 : ANTARA PUKUL 5 HINGGA PUKUL 5 LEWAT 15 MENIT

  Hal ini agak membingungkan. Terlebih lagi, teman-teman yang mengalami kejadian ini bersamaku tidak terlalu menganggapnya serius. Sepertinya hanya aku saja yang sangsi.   Terjadinya ketika aku masih mahasiswa. Berlokasi di sudut lantai dua asrama mahasiswa bergaya barat di Universitas C di Kyoto. Saat itu, beberapa mahasiswa termasuk aku tengah berkumpul di salah satu kamar asrama sambil ngobrol-ngobrol. Kami semua sengaja menyambangi Kyoto untuk menonton film semalam suntuk, dan sebelum jam pemutaran dimulai, kami berkumpul di kamar asrama teman ini untuk menghabiskan waktu. Rencana kami untuk mulai berangkat bersama ialah tepat pukul 5.   "Aku juga ikut! Kalau sudah jam lima, jangan lupa bangunkan aku, ya!"   Usai A-kun menyampaikan pesannya, ia kembali ke kamarnya di lantai satu untuk tidur. A-kun juga tinggal di gedung asrama ini. Lantaran habis begadang malam harinya untuk menulis laporan, ia baru bisa memejamkan mata siang hari itu.   Akhirnya waktu menunjukkan pukul l

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #70 : PENJAJA RAMEN DI RUMAH SAKIT

  Seorang desainer, S-san, dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami kecelakaan lalu lintas.   Sesadarnya ia kembali, ia mendapati dirinya yang terbaring di ranjang rumah sakit. Kendati luka yang didapat tidak terlalu serius, sekujur badannya terasa seperti kena pukul, terutama bagian dada, terasa begitu sesak.   Malamnya, ketika tenaganya telah pulih, ia mulai diserang rasa lapar.   Namun, waktu makan di rumah sakit sudah lama berlalu, semua menu yang dihidangkan hambar dan tidak nikmat pula. Pokoknya tak seorang pun mampu terlelap sembari menahannya!   Saat laparnya kian berkecamuk hingga tak tahu mesti berbuat apa, ia mendengar teriakan penjual ramen keliling.   Beruntunglah, tempat tidurnya berada dekat jendela.   "Tukang ramen! Aku di rumah sakit, aku susah bergerak, bisa tolong dibawakan ke jendela?"  "Bisa!" jawab si penjaja ramen.   Selang beberapa saat, semangkuk ramen dimasukkan melalui jendela.   "Maaf menunggu lama, silakan disantap."   "