Postingan

Menampilkan postingan dari Desember 30, 2024

SHIN MIMIBUKURO DAI JUUYA - BAB AKHIR : HAYAKUMONOGATARI (KISAH #1—KISAH #10)

Gambar
     Di manakah orang dapat menjumpai hal-hal gaib?   Di dalam rumah-rumah tua tanpa penghuni, pabrik-pabrik yang telah berhenti beroperasi, terowongan terpencil di pegunungan, rumah sakit terbengkalai—apakah kita hanya dapat menemui hal gaib ini di tempat-tempat yang dulunya dihuni oleh manusia?  Mungkin keberadaan hal gaib dan manusia dapat diibaratkan sebagai dua sisi berlawanan dari satu koin yang sama. Jika tak seorang pun yang menyaksikan, keberadaan hal gaib takkan ada. Bahkan pesta sekumpulan dedemit yang digelar di suatu ruangan rumah kosong pun—jika tidak ada orang yang melihatnya, akan dianggap sebagai tidak ada . Hal gaib baru bisa dikatakan sebagai  hal gaib jika kita mendapatinya.   Hal-hal gaib senantiasa ada di dekat kita. Dan yang membuat gaib menjadi benar-benar gaib adalah keberadaan orang yang mengalaminya. Untuk itulah kita berada di sini sekarang. Dan itulah satu-satunya syarat agar kegaiban dapat terjadi.   Ingatlah, hal-h...

SHIN MIMIBUKURO DAI JUUYA - BAB AKHIR : HAYAKUMONOGATARI (KISAH #51—KISAH #60)

•KISAH #51 : DI BAWAH TIANG LISTRIK (ON PROGRESS) •KISAH #52 : LAPORAN (ON PROGRESS) •KISAH #53 : TAKSI HIJAU (ON PROGRESS) • KISAH #54 : REPLIKA HANTU RECOMMENDED! •KISAH #55 : MOBIL (ON PROGRESS) •KISAH #56 : TELEPON UMUM (ON PROGRESS) •KISAH #57 : NASI KEPAL (ON PROGRESS) •KISAH #58 : MURASAKI MIYAMA (ON PROGRESS) •KISAH #59 : DI DALAM LAUT (ON PROGRESS) •KISAH #60 : SURIBACHI (ON PROGRESS) -KEMBALI KE DAFTAR MANGA JUNJI ITO KLIK DI SINI-

SHIN MIMIBUKURO DAI JUUYA - KISAH #7 : LANTAI DUA

Gambar
  Seorang reporter wanita, M-san, telah tinggal di sebuah apartemen di Joto-ku, Osaka-shi, sejak ia lahir.   Sewaktu kecil, pemandangan dari jendela ialah masih adanya sisa-sisa beberapa nagaya¹ kayu berlantai dua—dengan empat atau lima sambung—yang terletak di lahan sebelah tempat tinggalnya.   Nagaya-nagaya tersebut hendak digusur untuk pembangunan gedung apartemen bertingkat.   Ekskavator mulai masuk lokasi, mengguyurkan air agar debu tidak berkepulan, kemudian merobohkan bangunan-bangunan itu secara bertahap mulai dari ujung.   Suatu hari, ia yang tengah menyaksikan pembongkaran dari jendela apartemen merasa tergerak untuk melihat isi nagaya-nagaya tersebut sebelum rata seutuhnya.   Di hari libur konstruksi, M-san mengajak beberapa temannya untuk menjelajahi nagaya-nagaya yang tak berorang itu.   Kendati belum genap setahun tidak berpenghuni, tikar tatami di dalamnya telah lapuk berkoyakan, serpihan dinding-dinding retak juga berserakan di lantai. ...