Postingan

Menampilkan postingan dari Desember 25, 2024

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #35 : KAMAR TERLARANG

  Salah satu kerabatku adalah Kepala Biara di sebuah kuil Buddha.   Terdapat sebuah ruangan di kuil itu yang disebut kamar terlarang .   Tak mengapa jika di siang hari, pintu geser pada kamar terlarang ini senantiasa terbuka lebar-lebar dan akan ada yang masuk untuk membersihkannya setiap pagi.   Lain halnya jika malam hari, pintu geser kamar ini akan ditutup, tak seorang pun diperbolehkan melangkah ke dalamnya hingga pagi tiba.   "Tidur di kamar itu tidak baik!"     Sewaktu kecil, Bibiku selalu menjawab demikian setiap kutanyai apa alasan mereka melakukannya.    "Tidur di kamar itu bakal ketemu hantu."   Seluruh kerabatku percaya akan cerita ini.   Mereka bilang tak semestinya tidur di ruangan itu, ini karena hantu akan bergentayangan di sana pada malam hari dan akan menindih orang yang tidur di dalamnya.   Mereka teramat yakin bahwa jika bermalam di kamar tersebut pasti akan menjumpai hantu .   "Bodoh sekali, mana mung...

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #34 : KAMAR TEMPAT MUNCULNYA MERPATI

Gambar
  Cerita ini terjadi di asrama mahasiswa sebuah universitas. Senior dari M-kun menempati kamar paling ujung.   Dikatakan bahwa burung merpati sering kali muncul di kamar senior tersebut.   Tiap pagi, seekor merpati yang terbang entah dari mana mendarat di samping bantal sang senior yang sedang tidur, mengeluarkan suara berdekut. Senior menuturkan bahwa meskipun suara dekutan merpati ini membangunkannya, ia yang suka bangun siang selalu enggan bangkit dari tempat tidur. Begitu bangun, merpatinya sudah pergi, jadi ia tidak pernah benar-benar melihat burung merpati itu.   Suatu ketika, saat senior sedang menginap di luar, burung merpati tersebut justru muncul di kamar M-kun.   Pagi-pagi sekali, dekutan merpati terdengar dari sebelah bantal M-kun.   Kut , kut .... Kut , kut ....   "Lho? Iya, ya. Senpai lagi tidak ada, makanya dia ke kamarku," pikir  M-kun samar-samar dengan mata tertutup.   Kut , kut .... Kut , kut ....    Namun sua...

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #33 : LOTENG

  A-san pernah tinggal di sebuah rumah tua di pinggiran kota Kyoto selama beberapa waktu.   Di hari libur yang memang jarang ada, ia sedang tidur nyenyak di rumah ketika terdengar suara aneh yang datang dari arah loteng langit-langit.   Terkadang terdengar pula suara mendesis dari loteng saat ia menyusuri koridor, seperti ada sesuatu yang diseret.   Karena tidak menangkap suara aneh ini di kamar, ia tidak menghiraukannya. Hingga suatu hari, suara aneh itu terdengar lagi sehingga membuatnya ingin menyelidiki. A-san bergegas kembali ke kamar untuk mengambil senter, melepas penutup langit-langit di atas lemari, kemudian merangkak ke dalam loteng.   Ia merangkak ke arah datangnya suara tadi, tetapi menemui hambatan hanya dalam beberapa rangkak. Sebuah jendela kaca berbingkai kayu besarlah yang menghalangi jalurnya.   Kenapa ada jendela kayu di loteng ini? Betul-betul mengherankan . Pikirnya, mungkin ia bisa merangkak masuk ke dalam loteng jika mengambil jalan m...

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #32 : LANTAI EMPAT APARTEMEN BERTINGKAT

  Beberapa tahun silam, ilustrator, M-ko-san, menemuiku untuk bicara sesuatu.   Ia bertanya padaku, apakah aku kenal paranormal yang bisa mengusir roh jahat.   Aku menanyakan alasannya dan ia pun menceritakannya.   Kakak perempuannya menikah dan pindah ke lantai empat sebuah gedung apartemen bertingkat.   Suatu hari ketika sedang memasak di dapur, sepasang kaki telanjang seorang pria tiba-tiba melintas di depan matanya. Kaki suamiku, ya?  Ia pun mendongak, mendapati suaminya yang tengah duduk membelakanginya sambil menonton TV. Tempat di mana sepasang kaki telanjang tadi menghilang merupakan tembok, yang tentunya tak ada seorang pun di sana.   Perasaan tak mengenakkan ini semakin terasa saat sedang mandi.   Tengah berkeramas, tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan yang terulur dari dinding di belakangnya, mencoba menyentuh bahunya. Kendati tak dapat melihat secara jelas, tampak tetesan air dari tangan itu. Sewaktu menoleh juga tidak memergoki siapa ...