SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #35 : KAMAR TERLARANG

  Salah satu kerabatku adalah Kepala Biara di sebuah kuil Buddha.

  Terdapat sebuah ruangan di kuil itu yang disebut kamar terlarang.

  Tak mengapa jika di siang hari, pintu geser pada kamar terlarang ini senantiasa terbuka lebar-lebar dan akan ada yang masuk untuk membersihkannya setiap pagi.

  Lain halnya jika malam hari, pintu geser kamar ini akan ditutup, tak seorang pun diperbolehkan melangkah ke dalamnya hingga pagi tiba.

  "Tidur di kamar itu tidak baik!" 

  Sewaktu kecil, Bibiku selalu menjawab demikian setiap kutanyai apa alasan mereka melakukannya. 

  "Tidur di kamar itu bakal ketemu hantu."

  Seluruh kerabatku percaya akan cerita ini.

  Mereka bilang tak semestinya tidur di ruangan itu, ini karena hantu akan bergentayangan di sana pada malam hari dan akan menindih orang yang tidur di dalamnya.

  Mereka teramat yakin bahwa jika bermalam di kamar tersebut pasti akan menjumpai hantu.

  "Bodoh sekali, mana mungkin ada hal macam begitu!" Pamanku yang tidak percaya pada hal-hal gaib pun bersikeras untuk tidur di kamar itu.

  Alhasil, ia benar-benar mengalaminya.

  Malam harinya, ia mematikan lampu dan bersiap untuk tidur. Begitu masuk ke dalam futon, seisi ruangan mendadak mulai berputar. Terlebih lagi, kecepatan putarannya semakin cepat, pikirnya, "Bisa gawat kalau aku tidak bangun sekarang!" Meskipun berpikiran begitu, tubuhnya seakan ketindihan, tak dapat digerakkan sama sekali. Saat itulah langit-langit mulai berputar ke arah berlawanan dengan ruangan, dan dengan cepat menghampirinya. Seisi ruangan juga terdistorsi serta berubah bentuk, dan ketika langit-langit hampir menyentuh hidungnya, tiba-tiba saja menghilang, kemudian muncul kembali dan berputar cepat ke arahnya.

  Situasi ini terus terulang berkali-kali, tanpa sadar, pagi pun tiba.

  Dahulu, aku telah banyak mendengar cerita mengenai bermalam di kamar kosong itu sebelumnya. Ada yang menuturkan telah ketindihan oleh sosok nenek-nenek, sementara yang lainnya tidak dapat tidur karena mendengar lantunan doa di sepanjang malam, pengalaman setiap orangnya berbeda-beda.

  Para kerabatku masih menyebut ruangan tersebut sebagai kamar terlarang.

Penerjemah : Owi-chan

Komentar