Postingan

Menampilkan postingan dari September 6, 2024

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #12 : DONZURUBO

Gambar
  Dua puluh menit berjalan kaki dari "Stasiun Kaminotaishi" yang berada di jalur kereta Kintetsu Minami-Osaka, Anda akan menemukan tempat wisata bernama "Donzurubo".   "Donzurubo" sendiri adalah nama gunung di sana.   Karena merupakan gunung yang disakralkan, terkadang ada peziarah yang datang untuk beribadah. Jalan setapak di sini hampir berupa tangga lurus, dan setelah mendaki hingga ke tingkat tertinggi, Anda bisa melihat pemandangan batu kapur yang jarang ditemui. Dan karena letaknya yang sangat dekat dengan universitas, film eksperimental mahasiswa sering kali diambil gambarnya di sini. (Gambar dari Wikimedia Commons)   Ngomong-ngomong, juniorku pernah syuting film 8mm di tempat ini.   "Hei, pergi ke mobil di bawah dan ambilkan baterai buatku!"   Q-kun yang dimintai tolong, lekas menjawab dengan sigap, "Baik!" dan berlari menuruni tangga yang panjang.   Kerosak kerosak kerosak kerosak   Ada sesuatu yang berlari menuruni tangga bers

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #11 : KEPALA YANG MELAYANG BAGIAN 2

<<BAGIAN SEBELUMNYA    Sebenarnya, aku juga pernah melihat benda aneh yang sama.   Kejadiannya terjadi beberapa waktu lalu, ketika aku pergi ke sebuah agensi produksi seni yang terletak di Minamimorimachi, Osaka, untuk menemui direktur agensi tersebut dan membicarakan beberapa hal.   Di depanku ada sang direktur, dan di belakang sang direktur terdapat jendela besar dengan pemandangan gedung-gedung bertingkat dan apartemen yang berantakan. Di luar jendela, kulihat sesuatu yang tampak seperti bola hindar yang tertutup tanah, membubung ke udara.   Kantor ini jelas berada di lantai lima.   Hah? Ketika berusah menerka-nerka, kulihat bola yang melayang naik itu, kini mulai turun kembali.   Bola itu menatap wajahku, tertawa cekikikan.   Ternyata benda yang terlihat seperti bola hindar itu sebenarnya adalah sebuah kepala manusia yang rambutnya acak-acakan, dan penuh dengan tanah (atau mungkin itu pembusukan?).   Belum sempat bereaksi, kepala tersebut jatuh dan menghilang.   Aku bergegas

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #10 : KEPALA YANG MELAYANG BAGIAN 1

  Suatu pagi di musim panas, aku pergi mengunjungi salah seorang teman di sebuah apartemen dekat kampus.   Begitu masuk kamar unit apartemen temanku itu, kulihat seluruh jendelanya tertutup koran. Temanku berdiri terpaku di tengah ruangan bersuasana aneh ini. Di pojok ruangan, berduduk dua mahasiswi berusia seumuran.   "Hei, ada apa?"   Ia tak menjawab pertanyaanku ini, dan hanya menundukkan kepalanya saja.   Kedua gadis tadi tampak lesu dan linglung. Tiba-tiba saja, mereka menangis tersedu-sedu.   Temanku kemudian menceritakan alasannya dengan ragu-ragu.   Mereka bertiga hendak mengerjakan tugas kelulusan bersama-sama. Dan hari itu, mereka berkumpul hanya untuk mendiskusikan tugas kelulusan tersebut. Aku yang mengunjungi apartemennya itu pun lantaran sudah berjanji akan membantu.   Kejadiannya saat ia mengantar dua gadis tadi dari Stasiun Kishi menuju apartemennya. Waktu itu, ia berbelok dari perempatan menuju universitas dan terus lurus.   Tiba-tiba, gadis yang berduduk di

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA : KISAH #8 : BALING-BALING BAMBU

  Dari universitasku berkuliah, jika berjalan ke arah yang berlawanan dari Stasiun Kishi, akan sampai di Tondabayashi-shi.   Suatu sore, seorang temanku sedang mengendarai sepeda di sepanjang jalan tersebut.   Ketika sampai di tengah jembatan yang melintasi anak sungai Yamato, tiba-tiba ia merasakan ada sebuah baling-baling bambu yang melayang lembut di atas kepalanya.   Ia pun melihat sekeliling dan mendapati seorang bocah lelaki yang mengenakan celana pendek berdiri di tepi sungai di seberang.   "Pasti baling-baling bambu punya bocah itu!"   Segera setelah ia berpikir demikian, bocah lelaki itu meluncur " serrr " secara sejajar dengan tanggul tepi sungai.    Saat itu juga, temanku langsung bergidik di sekujur tubuhnya dan segera berbalik, berpacu kembali secepat mungkin untuk melaporkannya kepada kami.   Bocah lelaki itu tidak sedang berjalan, berlari, mengendarai sepeda, ataupun bermain skateboard. Ia bersikeras bahwa bocah lelaki yang ia lihat itu "meluncur