Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 27, 2024

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #13 : SESUATU DI ATAS TIANG LISTRIK

Gambar
  Cuaca di hari itu hujan disertai mendung.   Sekelompok teman yang tengah berkendara di dalam mobil,  masuk ke dalam sebuah gang di samping pom bensin  dengan maksud mengambil jalan pintas menuju Stasiun Kishi.   Tiba-tiba, di atas tiang listrik di depan mereka terlihat kabut bercahaya putih samar.   "Hei, kau lihat sesuatu yang aneh itu, kan?"  Ketika mobil semakin mendekat, mereka semua baru melihat secara jelas sosok tersebut.   Di puncak tiang listrik, berdiri seorang nenek-nenek berambut putih acak-acakan, terhuyung-huyung di tengah hujan dan angin.   "Apa itu!?"   Mobil yang mereka tumpangi pun melaju di samping tiang listrik. Dalam sekejap, terdengar suara "duag!"  yang keras, membuat mobil tersebut bergetar hebat.   Ketika menoleh ke belakang, dari kaca belakang mobil, terlihat sosok nenek-nenek tadi. Mereka semua terkejut serentak dan mobil pun berhenti .    Saat mereka lihat lagi ke belakang, nenek-nenek itu tidak ada. Kabut bercahaya putih di a

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #48 : WANITA PENGHUNI SEBELAH

Gambar
  Jika sedang berkunjung ke Tokyo, aku sering menginap di apartemen pacarku. la selalu bergaduh-gaduh di tengah malam atau menyalakan stereo.   "Tetangga tidak bakal protes?"   Jawabnya, tak seorang pun yang pernah mengeluhkan.   Kamarnya berada di ujung lantai pertama sebuah bangunan apartemen kayu. Penghuni lain di lantai bawah nampaknya sangat jarang pulang, sementara penghuni di sebelahnya—entah karena terlalu sopan atau tak peduli—tidak pernah berkomentar. Awalnya ia mengindahkan seberapa keras volume suara apa pun dari kamarnya, namun lama kelamaan ia acuh saja.    "Susah dapat tempat ideal macam begini."   Kata itu sering ia ucapkan kepada teman-temannya yang berkunjung.   la jarang mendapati dengan tetangga penghuni sebelahnya, sekali pun berpapasan, mereka hanya mengangguk.   Tetangga penghuni sebelah tampak seperti ibu dan anak.   Sang ibu adalah seorang wanita biasa yang tidak banyak bicara, sementara anak perempuannya—yang hanya pernah ia lihat sekali at

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #7 : PAPAN PEMBERITAHUAN DI LADANG

  Ketika masih kuliah, aku biasa naik kereta Kintetsu dan turun di stasiun Kishi, lalu naik bus selama 10 menit untuk ke kampus. Namun jika ketinggalan bus, aku harus berjalan kaki selama 30 menit atau lebih.   Saat itu malam musim gugur ketika aku kelewatan bus pada hari itu, sehingga dengan terpaksa berjalan kaki ke stasiun dari kampus untuk kemudian pulang ke rumah. Kuambil jalan pintas yang melalui ladang padi. Hari sudah gelap, dan hanya lampu jalan saja yang menuntunku. Ketika sedang berjalan, tiba-tiba kusaksikan pemandangan yang membuatku terhenti.   Di bawah lampu jalan, sosok memanjang terpantul di tanah. Namun tak seorang pun di sekitarnya. Lampu jalan menyinari sebuah papan pemberitahuan berbentuk segi empat di pinggir ladang. Bayangan yang seharusnya segi empat itu malah berupa sosok manusia, terpantul di jalanan dalam satu garis lurus yang memanjang.   Kepala, bahu, tangan yang memanjang, dan tubuh yang besar, tampak seperti bayangan manusia.   Beberapa hari kemudian, aku

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - BAB 1 : ENAM KISAH YANG PERNAH KUALAMI & KUDENGAR SEWAKTU KECIL

  Pernah kudengar seorang teman bercerita begini :   "Sewaktu kecil, aku biasa bermain dengan malaikat yang terbang di atas langit-langit atau di atas kepala. Saat itu, kupikir itu adalah hal yang normal dan semua orang bisa melihatnya. Entah sejak kapan malaikat itu berhenti munculnya. Kalau kuingat lagi, entah apa juga yang sebenarnya kulihat saat itu."   Dikatakannya malaikat tersebut berwujud seorang anak kecil tanpa busana dengan sayap kecil di punggung serta busur di tangannya. Selayaknya penggambaran cupid.   Mungkin anak-anak kecil memang dapat melihat hal-hal yang tak dapat dilihat oleh orang dewasa. Namun, seiring proses mereka mempelajari norma-norma masyarakat, hubungan antarteman sebaya, dan pengetahuan sosial, objek-objek yang tak dikenal tadi tak dapat terlihat lagi tanpa mereka sadari.   Aku pun tak tahu mengapa, tetapi ketika diriku masih kecil, yang sering kudengar adalah bermacam cerita yang sulit dipercaya dari para orang dewasa di sekitarku. Keseriusan ek