Postingan

Menampilkan postingan dari September 28, 2024

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #88 : BOLA API DI PANTAI

  Istri seorang temanlah yang menceritakan ini.    Suatu sore di musim panas saat orang itu masih kecil, ia sedang bermain di tepi laut dekat rumah ketika dirinya secara mendadak melihat sebuah obyek berupa bulatan merah yang melayang di udara di atas permukaan laut.    Awalnya ia mengira itu adalah bendera Jepang yang besar.   Setelah bermain sebentar, ia mendongak dan menatap obyek yang tampak seperti lambang nasional Jepang itu lagi. Matahari jelas sudah terbenam di barat, namun lingkaran merah masih melayang pada tempatnya.   Dirinya kemudian membuat tumpukan pasir dan bermain dengannya. Hari mulai gelap dan sudah waktunya pulang. Dipandanginya obyek bulat merah itu lagi, lingkaran itu mulai berputar.   Tidak jelas apakah obyek tersebut berbentuk bola ataukah lingkaran datar. Lingkaran merah yang kini berada di kegelapan itu bagaikan bola api yang menyala-nyala, bahkan pepohonan di sekitarnya pun turut menyala merah.   Apaan, sih, itu?   Didekatinya bulatan merah, dengan berdiri tu

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #78 : ANAK YANG MENGHAMPIRI DI RUMAH SAKIT

  Seorang kerabat teman baikku dirawat di Rumah Sakit H di Osaka-shi karena meningitis.   Pada tengah malam saat pria ini dirawat, datanglah seorang anak kecil ke bangsal perawatan.   Anak ini adalah gadis cilik yang lucu dengan poni di dahi, mengenakan kimono, dan memegangi sebuah bola di tangannya—tidak, sebenarnya ia tidak melihatnya secara jelas. Ini karena dirinya tak bisa mengangkat kepala sama sekali.   Namun, dikatakan bahwa ia benar-benar melihatnya. Gadis cilik itu berdiri tegak di samping ranjang rumah sakitnya, seraya terus menatapnya.   "Ini sudah larut, pulanglah. Cepat pulang!"   Entah mengapa, usai mengucapkan kalimat itu kepada si gadis cilik, ia segera pindah ke tempat tidur sebelah dan menatap pasien yang terbaring di sana sepanjang malam.   Keesokan paginya, pasien di tempat tidur sebelah meninggal dunia.   Pada malam berikutnya, si gadis cilik muncul lagi.   Kali ini si pria mendengar suara "puuuk puuuk" dari bola yang dipantulkan.   " Ah,