Postingan

Menampilkan postingan dari September 9, 2024

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #45 : RUMAH PASIR

  Sebuah keluarga membeli sebuah rumah yang baru dibangun.   Sesaat setelah pindahan, sang putri sulung, Y-san, mendapati pasir ada di rumah itu.   Lapisan pasir seringkali menumpuk pada tikar  tatami kamar Y-san yang berada di lantai dua tanpa sebab yang jelas. Awalnya ia mengira karena terbawa hembusan angin dari luar, namun meskipun ia menutup jendela dengan rapat sebelum keluar, ia masih menemukan lapisan pasir yang menumpuk sepulangnya ke rumah.   Sewaktu ia memindahkan lemari pakaian di dalam kamar juga, sejumlah besar pasir mengalir keluar dari dalamnya, sehingga membentuk tumpukan pasir kecil di dalam kamar.   Suatu waktu, bahkan terjadi seperti ini :   Seusai ibunya keluar dari kamar mandi,  Y-san pun  masuk untuk berendam. Ketika ia melangkah ke dalam bak mandi, tiba-tiba ia merasakan lapisan pasir di kakinya. Setelah diperhatikan lebih seksama, ternyata di dasar bak mandi memang ada tumpukan pasir.   “Bu, kenapa di bak mandi ada tumpukan pasirnya?”   Sang ibu tampak bingung

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #43 : TIGA ORANG DATANG

Gambar
  S-san dari bagian redaksi pernah mengalami hal seperti itu.   Dahulu, rumah S-san selalu terbuka lebar, terbuka sehingga teman-temannya bisa keluar masuk sesuka hati, mau itu menginapkah, atau sekadar mengobrol. Jadi, S-san tidak terlalu peduli dengan siapa pun yang masuk ke rumahnya.   Hari itu, S-san sedang tidur nyenyak di dalam rumah.   "Hoooi, tiga orang datang!"   Ia mendengar seseorang berteriak.   "Oh, masuk saja."   S-san masih terbaring tanpa bergerak. "Ada tiga orang yang datang? Siapa ya mereka?"   Pikiran ini baru saja melintas di benaknya, ujug-ujug sekujur tubuhnya tak bisa digerakkan.    Tubuhnya dipegangi dengan kuat dari belakang, dan pada saat yang sama, sepasang tangan secara perlahan mencekik lehernya.   Sementara ia meronta-ronta kesakitan lantaran tak bisa bernapas, cekikan di tubuhnya tiba-tiba mengendur.   Baru bertanya-tanya apa yang barusan terjadi, tanpa disangka, ia merasakannya kembali. Tangan-tangan yang melilit lehernya ki