Postingan

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #77 : POHON ARA

  Di dekat perlintasan sebidang dekat Stasiun Shojaku di Jalur Kereta Hankyu, ada sebuah pohon ara.   Cabang-cabang pohon ini membentang dari salah satu dari tiga rumah satu lantai yang bersebelahan, menjulur miring menuju perlintasan sebidang. Karena mengganggu lalu lintas kereta, petugas stasiun terpaksa memangkas cabang-cabangnya. Namun tiap kali dipangkas, akan terjadi kecelakaan lalu lintas di sekitar situ. Mobil beradu dengan kereta, sepeda tertabrak kereta hingga mengakibatkan korban luka-luka atau korban jiwa, serta hewan yang tertabrak mobil—insiden sedemikian itu seolah tanpa akhir. Karena kecelakaan pasti terjadi setelah memangkas cabang dan daun, akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan umum untuk meminta seorang biksu mengadakan upacara doa sebelum memangkas cabang dan daun.   Telah lama beredar rumor di masyarakat setempat bahwa rumah satu lantai yang berletak di tengah tiga rumah satu lantai yang bersebelahan itu merupakan rumah terkutuk. Orang-orang yang menghuni rumah i

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #75 PILAR DI TOKONOMA

Gambar
  Kisah ini terjadi di Prefektur Nara.   Ada sebuah keluarga yang baru saja membangun rumah. Namun, setelah rumah baru selesai dibangun, salah satu anggota keluarga sering kali mengalami demam dan sakit tanpa sebab yang jelas. Setelah si pesakit beristirahat sementara hingga akhirnya sembuh, seorang lainnya jatuh sakit. Selain itu, orang yang terbaring sakit di tempat tidur selalu dihantui mimpi buruk sehingga membuat anggota keluarga yang merawatnya sedemikian khawatir. Akan tetapi, ketika si pesakit terbangun dari tidur, ia sama sekali tak dapat mengingat mimpi buruknya.   Semenjak rumah baru dibangun, keluarga ini mengalami situasi demikian secara berkelanjutan.   Beberapa hari lalu, giliran sang kepala keluargalah yang juga jatuh sakit.   Seorang teman laki-laki yang datang menjenguk, menggerutu, "Ini salah posisi!"   Keluarga si pesakit bertanya kepadanya apa dimaksud salah, kemudian didapatinya sang teman dari wilayah selatan itu menatap lurus ke arah sebuah pilar yang

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - BAB 9 : TIGA KISAH TENTANG TUMBUHAN

  Tumbuhan adalah makhluk hidup.   Namun pemahaman dasar ini menjadi semakin lemah akhir-akhir ini.   Permasalahan kerusakan hutan telah menjadi isu lingkungan hidup yang mendapat perhatian global saat ini. Kita bisa dengan entengnya mengatakan : "Banyak tanaman yang sedang mengalami pembantaian". Sejauh mana para pengelola hutan dan konsumen kayu menyadari masalah ini?   Ada satu cerita tentang seorang wanita yang gemar menghias kamarnya dengan bunga kering. Kamarnya dipenuhi bunga-bunga kering di mana-mana. Pemandangan seperti itu memberi kesan aneh kepada pemerhatinya, seakan "bunga kering sebenarnya adalah mumi tanaman". Kendati cerita ini tidak bermaksud menyalahkan si wanita, namun ini patut direnungkan.   Dalam proses mengumpulkan cerita-cerita ini, aku juga teringat sebuah kejadian.   Ini terjadi di saat adik perempuanku menikah.   Aku sedang membantu adikku pindahan. Ada sebuah karangan bunga segar pemberian orang lain, dan adikku tidak tahu mesti diapakan.

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #76 : POHON YANG BERURAI AIR MATA

  Seorang wanita yang pernah bekerja denganku memiliki ketajaman indera yang kuat, terkadang ia mengatakan hal-hal yang sangat mengejutkan.   Dirinya sangat suka bermain pisau ketika masih kecil, sering kali ia memotong ini itu bersama teman-temannya. Namun lambat laun, ia merasakan bahwa benda yang dipotong seperti mengirimkan pesan "hentikan! hentikan ..." padanya.   Terutama saat memotong pohon kecil.   Jika ia memotong dahan dan daun, tidak ada kelainan. Ini karena dahan dan daun ibarat rambut dan kuku manusia, terkadang memang perlu dipangkas.   Namun jika ia memotong batang pohon secara sembarangan, maka akan keluar banyak getah dari luka di batang pohon tersebut, sehingga pohon tersebut nampak seperti sedang menangis. Anehnya, meski anak-anak lain memotong batang pohon secara sembarangan seperti dirinya, fenomena yang sama tidak terjadi.   "Pasti tanaman-tanaman itu juga tahu kalau hanya aku yang bisa merasakan ini, kan?" ucapnya.   Sejak saat itu, ia sering

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - BAB 10 : TIGA BELAS KISAH TENTANG ORANG YANG TELAH TIADA

  Apa yang terjadi setelah seseorang meninggal dunia?   Tentunya, ini merupakan pertanyaan yang tak dapat dijawab.   Namun, kisah-kisah dalam bab berikut akan memberi tahu kita bahwa setelah kematian, kesadaran dapat ditransmisikan dalam beberapa bentuk.   Suatu ketika, aku sedang duduk di kursi penumpang sebuah mobil boks, tiba-tiba saja terdengar suara "gubrak" akibat tabrakan. Sesadarnya kembali, aku mendapati diriku duduk di dalam mobil boks yang penyok, tubuhku berlumuran darah. Di saat itulah aku menyadari sesuatu yang teramat mendalam : "Karena diriku masih hidup, aku mengetahui bahwa diriku telah mengalami kecelakaan mobil. Andai aku mati dalam kondisi ini, mungkin aku takkan mengetahui bahwa diriku telah mengalami kecelakaan mobil, dan takkan mengetahui bahwa diriku telah mati, dengan kesadaran yang masih berada dalam awang-awang kecelakaan mobil dan terombang-ambing di sekitar tempat kejadian".   Pemandangan dalam kematian seperti apa yang disaksikan oleh

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #74 : JALAN BERCABANG

  Di belakang kampung halaman pacarku terdapat sebuah gunung yang ditumbuhi hutan bambu lebat. Terdapat pula sisa-sisa bunker perlindungan serangan udara pada bagian lereng gunungnya.   "Kamu jangan sekali-sekali main ke sana!"   Saat pacarku masih seorang gadis kecil, orangtuanya selalu melarangnya menginjakkan kaki di gunung itu.   Suatu sore, saat sedang bermain di halaman rumahnya, ia tiba-tiba mendengar : "Kemari ... kemari ...."   Suara panggilan seorang wanita yang datang entah dari mana.   "Ada yang memanggil! Aku yang dipanggil, ya?"   Ia berjalan ke arah suara itu, melewati ladang sayur, hingga sampai pada jalan setapak di tengah sawah. Namun, tak sesosok pun yang terlihat.   "Mungkin asal suaranya dari gunung, ya?"   Ia pun melenggang ke hutan bambu dengan santai.   Sebuah gua tampak di depan matanya.   Inilah kali pertama ia menerobos tempat terlarang ini.   "Enggak boleh! Kalau masuk, pasti dimarahi orang dewasa."   Ia leka

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #71 : ANTARA PUKUL 5 HINGGA PUKUL 5 LEWAT 15 MENIT

  Hal ini agak membingungkan. Terlebih lagi, teman-teman yang mengalami kejadian ini bersamaku tidak terlalu menganggapnya serius. Sepertinya hanya aku saja yang sangsi.   Terjadinya ketika aku masih mahasiswa. Berlokasi di sudut lantai dua asrama mahasiswa bergaya barat di Universitas C di Kyoto. Saat itu, beberapa mahasiswa termasuk aku tengah berkumpul di salah satu kamar asrama sambil ngobrol-ngobrol. Kami semua sengaja menyambangi Kyoto untuk menonton film semalam suntuk, dan sebelum jam pemutaran dimulai, kami berkumpul di kamar asrama teman ini untuk menghabiskan waktu. Rencana kami untuk mulai berangkat bersama ialah tepat pukul 5.   "Aku juga ikut! Kalau sudah jam lima, jangan lupa bangunkan aku, ya!"   Usai A-kun menyampaikan pesannya, ia kembali ke kamarnya di lantai satu untuk tidur. A-kun juga tinggal di gedung asrama ini. Lantaran habis begadang malam harinya untuk menulis laporan, ia baru bisa memejamkan mata siang hari itu.   Akhirnya waktu menunjukkan pukul l

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #70 : PENJAJA RAMEN DI RUMAH SAKIT

  Seorang desainer, S-san, dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami kecelakaan lalu lintas.   Sesadarnya ia kembali, ia mendapati dirinya yang terbaring di ranjang rumah sakit. Kendati luka yang didapat tidak terlalu serius, sekujur badannya terasa seperti kena pukul, terutama bagian dada, terasa begitu sesak.   Malamnya, ketika tenaganya telah pulih, ia mulai diserang rasa lapar.   Namun, waktu makan di rumah sakit sudah lama berlalu, semua menu yang dihidangkan hambar dan tidak nikmat pula. Pokoknya tak seorang pun mampu terlelap sembari menahannya!   Saat laparnya kian berkecamuk hingga tak tahu mesti berbuat apa, ia mendengar teriakan penjual ramen keliling.   Beruntunglah, tempat tidurnya berada dekat jendela.   "Tukang ramen! Aku di rumah sakit, aku susah bergerak, bisa tolong dibawakan ke jendela?"  "Bisa!" jawab si penjaja ramen.   Selang beberapa saat, semangkuk ramen dimasukkan melalui jendela.   "Maaf menunggu lama, silakan disantap."   "

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #73 : ZERO-SEN

Gambar
  Ceritanya terjadi sekitar tahun ke-44 atau ke-45 Era Showa.   Aku masih duduk di bangku sekolah dasar kala itu, dan sedang keranjingan gim perang sepanjang hari.   Pada masa itu pula, di semua tempat bisa dijumpai manga, film, serta anime berlatarkan Perang Dunia II, yang membangkitkan semangat petualangan para anak laki-laki. Kapal perang, tank, jet tempur, dll. yang muncul di dalamnya merupakan model paling canggih pada masa itu. Kamarku pun dipenuhi dengan berbagai model kit plastik pesawat tempur, semisal "Rei-shiki Kanjo Sentoki", "Hayabusa", "Shiden", "Shiden-Kai", "Raiden", "Hien", lalu kapal perang, kapal induk, kapal penjelajah, serta kapal perusak yang diperkecil dengan proporsi yang akurat, dan merupakan bagian dari armada angkatan laut masa lalu. Aku juga hafal secara baik setiap detil dari pesawat dan kapal tempur ini, mulai dari nama resmi, daya mesin, jangkauan, laju maksimum, persenjataan, masa aktif hingga p

THE STRANGE HIKIZURI SIBLINGS - CHAPTER 3 : UNCLE KETANOSUKE (HIKIZURI BERSAUDARA YANG ANEH - BAB 3 : PAMAN KETANOSUKE) BAGIAN 3

Gambar
<<HALAMAN SEBELUMNYA Jangan lupa komen dan share :) -DAFTAR MANGA JUNJI ITO LAINNYA KLIK DI SINI- INGIN BERDONASI UNTUK BLOGSPOT KAMI? KLIK LINK  TRAKTEER  BERIKUT ATAU TRANSFER MELALUI APLIKASI DANA :

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #72 : DIMENSI RUANG HANGAT

  Ceritanya terjadi di unit apartemen milik H-san di Tokyo.   Ia sedang berdiri di rumah sambil meregangkan tubuhnya lebar-lebar, ketika tangan kanannya tiba-tiba menyentuh sebuah aliran udara hangat.   "Hah?" H-san lekas menarik kembali tangan kanannya.   Pasalnya suhu udara di dalamnya berbeda jauh dengan tempat lain.   Dicermatinya secara seksama ke arah tempat tersebut, di dekat langit-langit, ada sebuah "gumpalan uap" berdiameter sekitar dua puluh sentimeter.   Ia menyentuh permukaan "gumpalan uap" tersebut dengan tangan dan menemukan bahwa udara di sana memang lebih hangat ketimbang udara di sekitarnya. Ia pun memasukkan tangannya ke dalam "gumpalan uap" itu, melewati gas hangat di dalamnya, dan di ujung lain, terasa kembali ke suhu ruangan normal.   Tepat ketika ia merasa mustahil, "gumpalan uap" itu mendadak raib.   Semenjak itu, H-san selalu mendapati "gumpalan uap" yang melayang di dekat langit-langit sekali atau dua

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - BAB 8 : ENAM KISAH TENTANG MISTERI DIMENSI RUANG

  Dunia yang kita tinggali adalah dunia tiga dimensi. Ada hukum-hukum tetap di sini. Jika ingin berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya, ter kecuali berjalan kaki, kita  harus menggunakan suatu alat transportasi. Saat menemui hambatan, jika tak dapat disingkirkan, kita harus mengambil jalan berputar untuk melaluinya. Kendala waktu juga tidak dapat diatasi. Dan bilamana terjadi hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, dimensi yang ditempati manusia akan berpindah sementara ke dimensi lain.   Sederhananya, ini seperti kisah-kisah dalam fiksi ilmiah. Hal-hal yang semula berada di dunia tiga dimensi tiba-tiba menghilang, dan hal-hal yang seharusnya tidak berada di dunia tiga dimensi tiba-tiba muncul, fenomena yang tidak masuk akal ini telah melampaui apa yang dapat kita pahami, akan tetapi, mungkin inilah yang disebut deformasi spasial, intervensi dari dimensi lain.   Mungkin fenomena deformasi spasial ini sering terjadi dalam kehidupan kita, hanya saja kita tidak menyadarinya. • KISAH

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #21 : FILM 8MM DI DALAM TEROWONGAN

  Terowongan kereta api swasta yang menghubungkan Osaka dan Nara juga menyimpan banyak "cerita mistis" yang tersebar.   Dulu sekali, seorang teman pernah menunjukkan kepadaku sebuah berita beserta foto mengerikan yang dimuat di surat kabar lokal Nara.   Itu adalah foto seorang wanita yang sedang duduk di dalam kereta, yang mana pada luar jendela di belakangnya, terdapat telapak tangan seseorang.   Usai membaca berita tersebut, sekelompok orang berencana untuk menangkap kejadian-kejadian mistis di sana ke dalam gulungan film. Karena kelompok ini adalah teman-teman yang pernah membuat film bersama semasa kuliah, aku juga terpaksa terlibat dalam proyek ini.   Sebenarnya, tujuan utama di awal bukanlah untuk merekam kejadian-kejadian mistis, melainkan ingin merekam sebuah adegan yang akan dikonversi ke dalam format berkas gambar digital, sekaligus menguji kamera 8mm model terbaru, yaitu "Fuji ZC1000". Akan tetapi, terowongan pertama yang terkenal dengan “cerita mistis” t

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #20 : SESUATU DI DALAM TEROWONGAN BAGIAN 2

Gambar
<<BAGIAN SEBELUMNYA   Ada orang lain yang juga mengalami hal serupa di terowongan yang sama.   Protagonis cerita kali ini adalah empat laki-laki dan perempuan. Salah seorang gadis di antara merekalah yang menceritakan pengalaman ini.   Mereka juga berkendara di malam hari untuk bersenang-senang, melewati terowongan itu, kemudian melihat patung "Teburi Jizo" di penghujung terowongan. Hal serupa yang dimaksud akan terjadi dalam perjalanan pulang.   Patung "Teburi Jizo" ini sangat terkenal di daerah setempat, letaknya di tengah pemakaman dan ukurannya luar biasa besar untuk ukuran patung Jizo. Konon, jika dilihat dari sudut tertentu, tangan patung Jizo ini akan tampak seperti sedang melambai. Bahkan ada rumor yang mengatakan jika sesuatu yang buruk akan terjadi di tempat tangan Jizo tersebut melambai. (Patung anak perempuan yang disalahartikan sebagai Jizo yang terkenal di wilayah Hanshin . Foto dari laman Forest Page)   Gadis ini tidak tahu-menahu soal rumor pa

SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #19 : SESUATU DI DALAM TEROWONGAN BAGIAN 1

  Kisah berikut diceritakan kepadaku oleh seorang gadis SMA.   Salah seorang perempuan teman sekelas gadis tadi, lama tak hadir di sekolah setelah meminta izin dengan alasan sakit flu. Sekelompok teman sekelas pun pergi menjenguk ke rumahnya lantaran khawatir. Mereka mendapatinya sedang beristirahat di kamar. Wajahnya pucat, berat badannya juga jelas turun drastis dalam beberapa hari saja.   "Semoga flumu cepat sembuh, ya."   "He'eh ... terima kasih, ya, semuanya."   "Kami semua merasa sepi kalau tidak ada kau."   "... He'eh."   Ia tampak sangat lesu, hampir seperti orang yang berbeda.   Saat teman-temannya hendak pergi, ia mulai berbicara dengan ambigu.   "Eh ... kalian bakalan percaya sama apa yang bakal aku katakan ini, kan?"   "Lho? Ada apa?"   "Percaya, kan? Kalian mesti percaya padaku."   "Kenapa, sih?"   "Aku … sebenarnya bukan izin lantaran kena flu."   Semua teman sekelas yang dat