SHIN MIMIBUKURO DAI ICHIYA - KISAH #2 : RUANG ALTAR BUDDHA

  Kisah guruku yang satunya juga tentang sebuah keluarga yang dilindungi oleh kekuatan misterius.

  Guruku yang ini adalah seorang penganut agama yang taat dan rajin menyatukan kedua telapak tangannya di depan altar Buddha. Kisahnya terjadi ketika sang guru masih kecil dan Perang Pasifik sedang berkecamuk.

  Suatu malam, sang guru tiba-tiba terbangun dan berpikiran, yah, waktunya berganti berpakaian dan pergi ke ruang altar Buddha. Segeralah ia mengganti piyamanya untuk menuju ke ruang altar Buddha, yang mana seluruh anggota keluarganya telah berkumpul. Ayah, ibu, kakek, nenek, juga saudara-saudaranya, semua ada di sana.

  Bukanlah hal yang tak biasa bagi keluarga religius ini untuk berkumpul di depan ruang altar Buddha untuk menyatukan telapak tangan secara berjamaah, akan tetapi sungguh tak biasa bagi seluruh anggota keluarga ini untuk berkumpul pada larut malam seperti ini.

  Padahal tak seorang pun yang menyuruh mereka, tetapi tahu-tahu berkumpul di ruang altar Buddha, membuat seisi keluarga terheran dalam tatapan kosong.

  "Lho, kamu juga ada di sini, kalau begitu kemarilah, kita berdoa bersama."

  Atas inisiasi sang ayah, ditutuplah pintu geser ruangan untuk kemudian bersimpuh bersama di depan altar Buddha. Seisi keluarga pun menyatukan telapak tangan mereka dan mulai melantunkan nenbutsu.

  Kegiatan ini berlangsung hingga pagi hari.

  "Baiklah, sudah cukup."

  Seusai pembacaan nenbutsu dan membuka pintu geser untuk meninggalkan ruang altar Buddha, mereka mendapati ruangan di sebelahnya sudah tak ada.

  Kondisi area di sekitar luar ruangan itu telah menjadi puing-puing, dipenuhi kepulan asap, area tersebut telah terbakar dengan suara api membara yang masih terdengar.

  Bom api rupanya telah dijatuhkan di situ!

  Seisi keluarga pun tertegun dalam sekejap ....
 
 Tak seorang pun dalam keluarga yang mendengar suara bom api tersebut meledak, pintu geser ruang altar Buddha juga tidak terpengaruh oleh tekanan angin dahsyat karena pengeboman. Namun, andai mereka sudah mengetahui akan ada serangan udara dan mengungsi ke tempat perlindungan yang telah ditentukan atau berada di ruangan lain tanpa mengetahui apa-apa, mereka takkan pernah selamat. Sejak kejadian itu, guruku jadi lebih sering beribadah di ruang altar Buddha daripada sebelumnya.

(Penerjemah : Owi-chan)

*Nenbutsu (terkadang ditulis nembutsu) merupakan ritual agama Buddha di Jepang. 

Komentar