Ini adalah kisah ketika A-ko-san¹ pergi berziarah kubur bersama orang tuanya sewaktu masih sekolah dasar. Pemakaman tersebut terletak di atas bukit. A-ko-san menaiki tangga batu sedikit lebih lambat dari orang tuanya. Di depan, tampak seorang gadis berusia sebaya dengannya menuruni tangga. Mereka semakin mendekat langkah demi langkah. Wajahnya itu bagaikan boneka, dengan rambut hitam berkilau yang dipotong tepat di atas dahi. Anak cewek yang manis , pikir A-ko-san seraya menatap gadis itu. Saat mereka berpapasan, anak tersebut menghilang. Mustahil , pikirnya sambil menoleh, didapatinya punggung gadis cilik itu. Sikapnya sama seperti saat mendekat, tuk-tuk , si gadis cilik menuruni tangga secara perlahan. Enggak mungkin barusan hilang , sangsinya dengan intuisi janggal, dan terus mengawasi anak itu. Sulit dikatakan di mana letak kejanggalannya dengan jelas, yang pasti, ia merasa ada yang aneh pada anak in...