KUMPULAN KISAH NYATA JIMIB - KISAH #4 : APA YANG BISA MEMBUAT SEORANG PRIA DEWASA MENANGIS

  Suatu sore di sebuah kantor,—sebut saja—Roy dan Mahdi tengah duduk sambil ngobrol-ngobrol santai sambil menunggu jam pulang. Seluruh pekerjaan sudah kelar di hari itu, atasan mereka pun tidak menegur karena biasanya para karyawan sangat bekerja keras hingga malam.

  "Sebentar, ya," sang atasan yang santai itu memanggil Mahdi untuk menanyakan hal terkait pekerjaan, namun bukan sesuatu yang gawat, urusan tersebut tidak sampai 1 menit.

  Ketika hendak kembali ke tempat duduknya, dilihatnya Roy setengah berlari dan menutup pintu dengan cukup kencang, nyaris membuat seisi ruangan terkaget. Gelagatnya itu sungguh mengherankan. Bukan seperti sedang usil, melainkan nampak seolah lari dari kejaran seseorang, padahal tak ada yang mengejarnya.

  Mahdi pun lekas menyusulnya ke ruang sebelah. Di ruang sebelah, Roy terlihat masuk ke dalam toilet, kemudian terdengar suara tangisan.

  Pikir Mahdi, mungkin ia habis mendapat kabar buruk dari kampung halaman karena itulah satu-satunya alasan yang bisa membuat seorang pria dewasa menangis sampai sedemikian itu, apalagi Roy bukanlah tipikial lelaki yang sensitif. Lantaran peduli, diketuknya pintu toilet yang terkunci dari dalam itu sambil menanyakan keadaannya, namun ia terus-terusan menangis.

  Beberapa kali diketuk dan ditanya tak kunjung ada jawaban, selang berapa saat akhirnya ia mau buka mulut.

  Dikatakannya kalau ada yang menatapinya dari sudut ruangan kantor. Sosok tersebut terus berada di situ semenjak pagi, melotot ke arahnya, hanya pada dirinya. Saat ditanya siapa orangnya atau seperti apa rupanya, Roy hanya menangis. Yang pasti, makhluk itu bukanlah manusia, buktinya tak seorang pun menyadari kehadirannya.

  Padahal sebelumnya Roy kelihatan biasa saja seharian itu, tak nampak waswas sedikit pun. Pastilah ia menahan perasaan sambil berharap salah lihat atau sosok tersebut hilang sendiri sampai akhirnya ia tak tahan. Begitu Mahdi memikirkan ini, ia merasakan kehadiran seseorang di belakangnya.

Komentar