KUMPULAN KISAH NYATA JIMIB - KISAH #2 : SISIK ULAR

  Tetanggaku memiliki sebuah usaha pangkas rambut sederhana tepat di pinggir jalan raya saat aku masih SMP, namun pindah tempat beberapa tahun setelahnya.

  Aku biasa memangkas rambutku di situ sekiranya sebulan sekali, atau sekadar nongkrong-nongkrong bersama teman-teman di sore hari seperti kebiasaan kebanyakan remaja belasan kala itu.

  Suatu hari, saat sedang memangkas rambut di sana, diriku baru tersadar kalau ada sesuatu yang janggal.

  Si pemilik, S, memang biasa memampang foto-foto di dinding dekat cermin, namun ada satu foto yang baru kulihat. Foto itu langsung membuatku bergidik seketika.

  S berdiri seorang diri di foto tersebut dalam sebuah ruangan polos bercat putih, ada sesuatu yang panjang dan berwarna hijau di bagian pojok kiri atas, nyaris menutupi seperempat foto. Obyek besar tak dikenal itu sedikit transparan, yang saat kuteliti lagi, bertekstur menyerupai sisik.

  Ular?

  Menurut S, foto tersebut diambil menggunakan kamera pada pagi hari seminggu lalu, dan baru selesai dicetak kemarin. Ruangan pada foto tak asing bagiku karena memang di sinilah foto itu diambil. Di sini, di tempat pangkas rambut ini...

  Pernah kudengar kalau fenomena penampakan dalam foto disebabkan kamera yang bermasalah, seperti asap putih karena lensa kamera yang kotor atau wajah manusia yang menjadi 2 karena jepretannya tumpang tindih. Namun foto yang kulihat itu nampak sangat jelas dan tak seperti foto-foto kebanyakan penampakan yang sering kulihat di acara TV atau situs horor.

  Pastilah ular raksasa itu penampakan asli.

  Dan entah ada hubungannya atau tidak, S juga bilang kalau dirinya seringkali mengantuk hingga ketiduran di sana meski sudah minum kopi hitam.

  Ada satu hal aneh yang pernah kualami di sana sekitar 3 tahun setelahnya. Kala itu, lokasi tersebut sudah diubah menjadi sebuah warnet berpemilik orang lain. Jam 8 malam, aku yang sedang Facebook-an selama setengah jam di sana, tiba-tiba merasa tubuhku berat dan sesak di dadaku. Satu jam menahan keganjilan ini, rasanya semakin parah, terasa seperti mabuk perjalanan jauh. Padahal diriku bugar-bugar saja sebelumnya, telat makan pun tidak.

  Tak tahan lagi, aku pun memaksakan diri berjalan pulang sambil sempoyongan. Pandanganku mulai kabur dan nyaris tak sadar, dan langsung terkapar lelap setibanya di rumah. 

  Akan sakit parahkah?...

  Anehnya, diriku bugar kembali setelah satu jam tidur pulas. Belum pernah kualami hal semacam ini sebelum atau sesudahnya.

  Belakangan kuketahui dulu S juga pernah mengalami hal serupa 3 atau 4 kali.

  Kini, tempat dengan sosok ular raksasa tersebut kosong setelah usaha warnet di sana gulung tikar.

  

Komentar