KUMPULAN KISAH NYATA JIMIB - KISAH #1 : TONG MINYAK

  Di masa SD, temanku, R, tiba-tiba selalu berlari untuk pulang ke rumahnya di kala malam. Padahal ia dikenal bukan sebagai anak yang penakut.

  Belakangan kuketahui dari R secara langsung apa yang jadi penyebabnya.

  Gang tempat kami tinggal saat itu tak seramai sekarang kendati hanya berletak 100 meter dari jalan raya yang terbilang ramai. Rumah-rumah warga relatif hanya berletak di dekat gang utama yang berupa plesteran semen saja. Sementara bagian belakang rumah warga kebanyakan adalah lahan kosong ratusan meter yang ditumbuhi pohon-pohon serta rumput liar. Saat matahari terbenam, puluhan kelelawar akan keluar dari sela-sela genting rumah dan beterbangan di atas lahan-lahan kosong ini.

  Rumah R berletak menghadap ke salah satu lahan kosong tersebut. Terdapat total sekitar 5 rumah lain yang berletak sedikit menjauh dengan sisi kanan kiri rumahnya. Sementara tembok belakang rumah R berdempetan dengan tembok belakang rumah pemilik warung, yang pada salah satu sudutnya diletakkan 4 atau 5 buah tong minyak tanah kosong seukuran anak usia 12 tahun.

  Lokasi tersebut sepi dan remang di saat malam.

  Suatu ketika, jam 11 malam, R terpaksa berjalan pulang sendirian seusai menonton pertandingan sepak bola di rumah sepupunya yang berjarak 100 meter dari rumah. Suasana malam di gang tentunya sepi, jam 8 malam saja sudah jarang orang yang berkeliaran meski malam minggu. Belum lagi, penerangan kala itu menggunakan lampu pijar, bahkan sebagian kecil masih memakai lampu minyak. 

 Merasa tak enak, R berjalan cepat-cepat. Dan saat hendak melewati tumpukan tong minyak kosong itu...

  "HWA!"

  R berlari sekencang-kencangnya dan mengetuk-ngetuk pintu rumahnya. Beruntunglah sang Ibu segera membukakan tanpa butuh waktu lama.

  Diceritakan padaku kalau suara teriakan pendek itu tak seperti suara manusia atau binatang, sangat jelas dan terdengar menggema, seolah berasal dari dalam tong minyak kosong. Mustahil suara dari dalam rumah pemilik warung karena sudah seminggu seluruh penghuninya mudik. Tak mungkin pula ada yang orang iseng menjahilinya dari dalam atau pun luar rumahnya sendiri karena ia sebelumnya telah memperhatikan sekitar dengan begitu seksama karena waswas, belum lagi, tumpukan tong minyak kosong itu terletak di bawah lampu.

Komentar