SHIN MIMIBUKURO DAI JUUYA - KISAH #54 : REPLIKA HANTU

  Kisah berikut diceritakan oleh seorang pimpinan sebuah perusahaan penyelenggara acara.

  Tuturnya, sekelumit kejadian aneh kerap mereka temui setiap kali menggelar wahana rumah hantu.

  Perusahaan ini selalu mendapat proyek wahana rumah hantu pada musim panas tiap tahunnya tanpa terkecuali.

  Setelah tempat yang ditunjuk dibagi menjadi beberapa blok sesuai denah lokasi dan menentukan penempatan hantunya, boneka-boneka replika akan diangkut ke sana menggunakan truk muatan empat ton.

  Yang aneh di sini adalah, selalu terdengar suara-suara dari dalam muatan truk di sepanjang perjalanan.

  Tok-tok, tok-tok, seolah ada yang mengetuk dari dalam muatan, seperti bunyi sesuatu yang saling bertumbukan.

  Karena khawatir kalau-kalau pengemasan replika di dalam ada yang terbuka, sesekali mereka menghentikan mobil di tengah perjalanan untuk memeriksanya, namun tidak ditemui masalah pada muatan atau apa pun yang menimbulkan suara. Pada akhirnya, mereka melanjutkan pengiriman tanpa mengetahui penyebabnya sama sekali.

  Suara-suara semacam ini tidak pernah mereka temui saat melakukan pekerjaan lain, hanya saat mengangkut replika hantu saja.


  Akan tetapi, ini belum semuanya.

  Sesampainya replika-replika ini di lokasi dan ditata satu per satu di dalam wahana rumah hantu, entah bagaimana, jumlahnya selalu menyisakan satu buah. Padahal baik penghitungan maupun pengemasannya telah dipastikan secara benar  ....

  Selalu, dan pasti satu buah.

 Terpaksa mereka turut memuatnya ke dalam truk pada perjalanan pulang setiap kali ini terjadi.

  Di perjalanan pulang pun sama, bunyi tok-tok, tok-tok tadi terdengar dari boks muatan truk.

  Namun, mereka tidak mengeceknya ketika perjalanan pulang.

  Ini karena replika-replika di dalam boks muatan dikemas tanpa celah menggunakan bahan pengemas dan selimut yang sama saat pengiriman pergi, jadi jelas mustahil dapat mengeluarkan bunyi apa pun.


  Di suatu tahun, terjadi kecelakaan di mana truk mereka terguling sehingga menyebabkan jari pengemudinya diamputasi karena teralihkan perhatiannya oleh suara tersebut.

  "Ini mesti buru-buru diatasi."

  Dalam suatu perjalanan dinasnya ke Tokyo, sang pimpinan perusahaan menerima beberapa jimat dari sebuah kuil Shinto di Yotsuya, kemudian memutuskan untuk menempelkannya di gudang penyimpanan replika dan di boks mobil truk.

 Fenomena suara serta replika yang tersisa ini pun tidak lagi terjadi setelahnya.

Penerjemah : Sultan Palsu

*Cerpen ini telah diadaptasi menjadi manga one-shot karya Ito Junji berjudul Monster Prop dalam manga Mimi's Tales of Terror.


Komentar