INILAH PERBEDAAN NO LONGER HUMAN VERSI NOVEL DENGAN ADAPTASI MANGA JUNJI ITO






  Kita tahu karya adaptasi tidak harus sama 100% dengan karya aslinya, begitu juga dengan novel "Ningen Shikkaku" atau "No Longer Human" yang bisa diterjemahkan menjadi "Gagal Menjadi Manusia" (berdasarkan novel versi terjemahan dari Penerbit Mai yang menjadi acuan saya menerjemahkan manga ini), karya orisinil dari Dazai Osamu yang diadaptasi menjadi manga oleh Junji Ito, yang baru saja tamat di blogspot ini.

  Apa saja bedanya? Enggak perlu lama-lama, Yuk kita simak pembahasan yang sudah saya rangkum berikut ini.

  Oh iya, buat teman-teman yang belum baca manga-nya silahkan klik di sini.


SAAT SMP, YOZO TIDAK SEBERENGSEK DI MANGA

  Kita mulai dari bab kedua dari manga ini. Di manga, Yozo si bocah SMP sampai bisa-bisanya menghamili Anesa dan Secchan sekaligus, juga membuat Takeichi bunuh diri lantaran sakit hati. Nyatanya, ini sama sekali tidak terjadi di novel, lho.

Tenang, Yozo bakal terima kamu apa adanya kok, mbak

NASIB SECCHAN, ANESA DAN TAKEICHI TIDAK SETRAGIS ITU

  Bisa dibilang kalau di novel, kisah mereka bertiga terbilang singkat karena tidak muncul lagi di bab setelahnya. Karena sebenarnya Secchan tidak hamil dan melahirkan anak, juga Takeichi dan Anesa tidak mati dan menjadi hantu.

TIDAK ADA PEMBERONTAKAN BERSENJATA DARI GERAKAN MARXISME

  Ini juga tidak ada. Di novel Yozo keluar dari gerakan tersebut cuma karena bosan dan capek saja, bukan karena konflik apapun.

MATAGI NAEKO MUNCUL SANGAT SINGKAT

  Di novel, Ia cuma di kisahkan pernah naksir dengan Yozo dan terus mengikutinya di gerakan Marxisme, sampai "bergaduh" berdua di kamar gedung, cuma sampai segitu saja. Bahkan namanya sendiri tidak pernah disebutkan di novel—ya, dalam novel sendiri memang banyak karakter yang tidak disebutkan namanya. Hal ini akan saya bahas di beberapa poin setelah ini.

KARAKTER ANAK PEREMPUAN DARI IBU PEMILIK KONTRAKAN SENYUKAN TIDAK DIADAPTASI KE MANGA

  Biar saya ingatkan lagi, jadi saat Yozo SMA, rumah singgah yang ia tempati mau dijual oleh ayahnya dan Yozo dipindah ke kontrakan Senyukan—nah, sebenarnya di novel, si Ibu pemilik kontrakan ini punya seorang anak perempuan yang naksir dengan Yozo. Si anak perempuan—yang juga tidak disebutkan namanya ini—bahkan sampai mengirim surat saat Yozo di rumah sakit pasca insiden bunuh diri sejoli di Kamakura.


Di panel ini dijelaskan saat Yozo harus pindah ke Kontrakan Senyukan, sementara sosok Ibu pemilik kontrakan memang tidak digambarkan

CARA BUNUH DIRI YOZO DAN TSUNEKO AGAK BERBEDA

  Di novel, Tsuneko terjun ke laut disusul oleh Yozo, tanpa minum Calmotin sampai over dosis terlebih dahulu.

YOZO TIDAK PERNAH MELIHAT HANTU ATAU HAL GAIB APAPUN

  Hantu Takeichi, Hantu Anessa, Hantu Secchan (yang bahkan tidak mati tapi ada hantunya), dan hantu-hantu lainnya, kita hanya bisa melihat sosok hantu mereka di manga saja. Karena pada dasarnya pun sepanjang novel hanya dikisahkan Tsuneko dan Ayah Yozo saja yang meninggal, yang bahkan Yozo tidak pernah diceritakan melihat hantu mereka berdua.

HORIKI DAN YOZO TIDAK PERNAH BERSAING SEBAGAI MANGAKA

  Terakhir diceritakan dalam novel, Pekerjaan Horiki hanya disebutkan sebagai ilustrator majalah di kantor Shizuko dan tidak menjadi mangaka seperti Yozo.

BANTAI, BANTAI COY!! BANTAI!!

AYAH YOZO TIDAK PERNAH BERKUNJUNG SETELAH YOZO MENIKAHI YOSHIKO

  Ini terjadi di bab 11 yang berjudul "Unexpected Visitor" di mana Yozo kedatangan 'sosok yang menyerupai Ayahnya'. Ini juga tidak terjadi di novel, Karena Ayah Yozo tidak lagi sudi melihatnya semenjak insiden bunuh diri sejoli di Kamakura. 

PAMERAN KESENIAN NIKA DAN HARIAN PAGI TOKYO HANYA ADA DALAM VERSI MANGA

  Kendati demikian, justru inilah yang membuat Karakter Yoshiko jadi makin terasa perkembangannya. Termasuk awal pertemuan dengan Aoki yang membuat insiden dengannya kerasa lebih emosional. 

TAKITO HANYA ADA DI VERSI MANGA

  Karena di versi novel Pameran Nika tidak ada, tokoh Takito juga tidak ada. Dia adalah karakter original buatan Ito Junji sendiri, tapi masih ada lagi karakter lain yang ternyata juga original buatan Ito-Sensei. 

SOSOK AOKI TIDAK SEKEREN ITU

  Nah, ini dia karakter yang menurut saya nomor dua paling nyebelin setelah MC-nya sendiri di manga No Longer Human ini. Lelaki yang sudah menggarap Yoshika ini nyatanya beda jauh dengan aslinya. Karena di versi novel selain namanya tidak disebutkan, dirinya hanya disebutkan sebagai 'Pedagang (maaf) kerdil dan buta huruf yang berusia tiga puluhan'. Seperti itulah sosoknya alih-alih pria muda flamboyan yang bertutur kata sopan dan bekerja di kantor penerbit surat kabar ternama. 

Tusuk dia, sampai mampus

YOZO DAN HORIKI MAIN TEBAK KATA DI ATAS GENTENG APARTEMEN

  Tepatnya pada bab 13 yang berjudul "Tragicomic". Kalau dalam versi manga mereka berdua main tebak kata sambil minum shochu di taman, di versi asli justru mereka berada di atas genteng lantai 2 apartemen yang Yozo tempati dan ya, tepat di bawah mereka, Yoshiko sedang digarap Aoki! Saya sendiri heran...

Saya lagi heran, bukan kebelet berak

SAAT PERCOBAAN BUNUH DIRI YANG KEDUA, YOZO TIDAK MENUJU KE NERAKA

  Perjalanan Yozo ke neraka di bab 15 dan 16 ini juga tidak ada di novel, lho. Yozo cuma disebutkan 'mati' selama tiga hari setelah menelan satu kotak obat tidur Dial. Tapi di bab ini jelaskan apa saja 'Sepuluh Malapetaka' dalam diri Yozo yang tidak disebutkan di novel. 

TOKI JUGA HANYA ADA DALAM VERSI MANGA

  Satu lagi karakter original Junji Ito di manga ini. Ya, Toki si pengasuh Yozo saat masih kecil ini juga tidak ada dalam novel. Karakter ini dibuat Ito-sensei dengan mengambil inspirasi dari karakter bernama Take dari salah satu cerpen Dazai Osamu berjudul "Kenangan", bedanya, Take seorang laki-laki.

YOZO SEMPAT INGIN MENCERAIKAN YOSHIKO

  Saat sadar dari over dosis Dial, kata yang diucapkan Yozo kepada Madam adalah ia ingin dibuat bercerai dengan Yoshiko. Ini tidak ada dalam manga, sebagai gantinya hubungan Yozo diperlihatkan retak dengan istri sirinya itu. Dan satu lagi, di saat itu pula Yozo berkata pada si Halibut kalau ia ingin dibawa ke tempat yang tidak ada perempuannya. Dalam versi manga, kata itu ia ucapkan setelah Hiroko dan Yoshiko meninggal. 

USIA HIROKO ASLINYA JAUH LEBIH BERUMUR

  Dan satu perbedaan yang mengejutkan lagi selain sosok Aoki. Hiroko dalam novel juga merupakan karakter yang tidak disebutkan namanya, kalau di manga ia digambarkan sekitaran usia 30 (menurut saya), di novel ia sudah memiliki anak yang tengah kuliah. Jadi usia Hiroko aslinya kemungkinan besar sekitar 40 atau 50 tahun keatas karena di tahun 1930an—yakni latar waktu dalam cerita ini—, usia kelulusan SMA saja bisa di umur 21 atau 22 (Seperti usia kelulusan SMA Dazai Osamu di kehidupan nyata) karena sistem pendidikan waktu itu belum seperti sekarang.

HIROKO JUGA TIDAK HOBI IKEBANA DAN TIDAK MENYIMPAN TANAMAN OBAT KERING

 Bisa dibilang dalam versi novel Yozo berselingkuh dengan Hiroko hanya karena butuh morfin dan bukan karena melihat sosok Hiroko sebagai seniman bercitarasa tinggi dalam hobi Ikebana, Yozo juga tidak terkesan amat mencintainya sebagaimana di versi manga.

Buruan panggil Kang Adit!
 

YOSHIKO DAN HIROKO TIDAK MATI

  Ini yang menurut saya hal yang menggembirakan karena mereka berdua masih hidup sampai cerita selesai. Bahkan Yoshiko juga ikut mengantar Yozo ke rumah sakit jiwa. Hubungan perselingkuhan Yozo juga tidak pernah diceritakan terpergok oleh istrinya, malah Yoshiko tidak pernah diceritakan pernah bertemu Hiroko sekali pun.

SOSOK DAZAI OSAMU SENDIRI TIDAK ADA DALAM VERSI NOVEL

  Ini juga yang menjadi salah satu kenapa manga ini begitu menarik, karena sang kreator dari novel yang diadaptasikan sendiri dimasukkan ke manga ini. Karena memang novel ini terikat ke kehidupan Dazai Osamu sendiri, jadi kalau dipertemukan dengan dengan cerita Yozo di manga rasanya sangat pas. Contohnya saat Yozo pertama kali bertemu Dazai di rumah sakit jiwa, di kehidupan nyata Dazai-Sensei memang pernah direhabilitasi di RSJ karena kecanduan obat. Bahkan candaan Yozo tentang istri Dazai yang harusnya punya selingkuhan, perselingkuhan istrinya itu memang terjadi saat itu juga di kehidupan nyata. Ini sungguh sebuah ide yang amat brilian dari Ito-Sensei. 

Samlekom juga, Mamang!

BANYAK KARAKTER YANG TIDAK DISEBUTKAN NAMANYA DI NOVEL

  Seperti yang saya sebutkan di awal, ini saya rasa memang perlu untuk menghindari kerancuan, makanya para karakter yang tidak bernama ini pun dinamai. Selain Matagi Naeko, Aoki dan Hiroko, ada pula Kamiyama si pimpinan gerakan Marxisme, Suzumura Toyofuji (Ibu dari Secchan dan Anessa) dan Oba Gennosuke (Ayah Yozo). Ada juga karakter yang di novel tidak di sebutkan nama lengkapnya seperti Nakano Shizuko dan Nakano Shigeko (Anaknya), Abe Tsuneko, juga Suzumura Setsuko alias Secchan. Hiroko dan suaminya Norio yang tak punya nama juga jadi punya nama lengkap, yakni Nomoto Hiroko dan Nomoto Norio , ini terpampang di papan nama di atas toko obat miliknya. Sebenarnya duo pelayan bejat Yozo saat masih kecil yaitu Tome dan Yonekichi juga tidak bernama, tapi di novel memang tidak dijelaskan pelayan yang mana saja yang melakukan hal bejat pada Yozo saat masih kecil. 

Papan nama di atas toko ini bertuliskan "Toko Obat Nomoto", yang merupakan marga dari Hiroko dan Suaminya Norio

DI AKHIR CERITA, YOZO HANYA TINGGAL BERDUA DENGAN SEORANG PEMBANTU TUA

  Walaupun di novel Yoshiko masih hidup, nyatanya Yozo malah tinggal berduaan saja dengan nenek—yang dalam novel bernama Tetsu—ini. Lucunya, Yozo diceritakan sudah sering diperk*sa dengan cara tidak wajar oleh pembantunya yang sudah lanjut usia ini. Jadi Yozo versi manga memang lebih untung karena yang melakukan seperti itu adalah Secchan yang (setidaknya) berparas cantik walaupun ya, ia sudah lama gila. 

Kalau Saya enggak bakal minta maaf

DI AKHIR CERITA, KONDISI MENTAL YOZO TIDAK SEPARAH ITU

  Kalau di manga, Yozo akhirnya hidup nyaris tanpa kesadaran, di novel ia masih bisa bertengkar dengan Tetsu atau melakukan sedikit hal-hal lain walaupun masih penyakitan. Tapi, akhir kisah Yozo di novel adalah tiga tahun setelah keluar dari RSJ, sementara di manga 12 tahun setelahnya.

BAB PROLOG DAN EPILOG TIDAK DIADAPTASIKAN KE MANGA

  Bab prolog pada novel bercerita tentang seorang yang tidak disebutkan namanya menemukan tiga buku catatan hidup dan foto Yozo. Sementara bab epilog, orang ini mencari alamat Yozo dan bertemu Madam. Barulah diketahui bahwa latar waktu di dua bab ini adalah 10 tahun setelah kisah terakhir Yozo dan orang ini kenal dengan Madam sejak 10 tahun lalu, tapi orang ini tidak kenal dengan Yozo. Kalau dipikirkan lagi, memang ada banyak unsur kesamaan dengan bab akhir manga, jadi—mungkin—dari pada di bilang "tidak diadaptasikan", bab prolog dan epilog menurut saya bisa dibilang "diadaptasi tapi disesuaikan" dengan manga-nya. 


  Intinya, beberapa perbedaan ini bukanlah hal yang negatif, karena adaptasi ini tidak melenceng dari kisah aslinya. Justru banyak improvisasi dari Ito Junji ini menjadi nilai lebih tersendiri untuk manga adaptasi novel No Longer Human ini. Bahkan menurut saya, inilah karya adaptasi No Longer Human yang paling bagus di antara banyak karya adaptasi versi manga dan anime No Longer Human lainnya. Dan pastinya, versi novel tetap yang terbaik.

 Untuk teman-teman yang masih penasaran dengan novel aslinya, Saya sarankan (bukan promosi) untuk memilih novel No Longer Human versi terjemahan bahasa Indonesia dari Penerbit Mai yang berjudul "Gagal Menjadi Manusia", ini menurut Saya terjemahan yang paling bagus karena sangat menangkap gaya tulisan Dazai Osamu. 

 Terima kasih sudah mampir dan membaca postingan saya ini, dan stay tune terus karena bakal ada manga terjemahan Ito Junji lainnya. 

Komentar

  1. Sy baru kelar baca manganya, seru dan mendalam sekali. Ditambah ada penjelasan spt ini, jadi makin menarik dan penasaran sama novelnya. Terimakasih utk kerja kerasnya bang!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, komen pertama, nih, bang. Kirain, ane bikin artikel ini kurang menarik 😅. Makasih juga udah mampir, nih.

      Hapus
    2. Oh, iya, jangan lupa baca kata pengantarnya kalo udah beli novelnya, honestly, versi novel punya dampak yang serem.

      Hapus

Posting Komentar